PELALAWAN - Ketua DPD Aliansi Jurnalis Penyelamat Lingkungan Hidup (AJPLH) Kabupaten Pelalawan, Amri Koto mengatakan, Indonesia merupakan negara paling terdepan berperan penting dalam mengatasi perubahan iklim, ujarnya Senin(5/6/2023).
Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang pernah dialami umat manusia. Amri Koto mengatakan, “Meningkatnya suhu dan perubahan pola cuaca menyebabkan berbagai bahaya seperti bencana kekeringan yang mempengaruhi sistem pertanian, kenaikan muka air laut yang berimbas pada makin meningkatnya peristiwa banjir rob, dan lain sebagainya. Terjadinya perubahan iklim kemudian juga diperparah oleh kondisi alam yang rusak akibat perbuatan manusia, serta menimbulkan bencana yang baru.”
Lebih spesifik, Amri mengatakan bahwa kerusakan lingkungan hidup yang berkontribusi pada meningkatnya efek rumah kaca paling banyak disebabkan oleh aktivitas industri ekstraktif di wilayah hutan. “Pemberian izin besar-besaran untuk aktivitas pembalakan kayu, pembukaan lahan untuk perkebunan berakibat adanya hewan gajah yang mulai masuk ke perkebunan masyarakat dan baru baru ini ada kejadian hewan Tapir yang masuk ke wilayah perkantoran Pemda kabupaten Pelalawan dan lainnya.
Pertambangan skala besar oleh perusahaan-perusahaan industri ekstraktif merupakan salah satu penyebabnya. Jika hal ini terus terjadi maka bukan tidak mungkin generasi muda saat ini tidak akan dapat menikmati lingkungan hidup yang bersih dan sehat sebagaimana yang dirasakan oleh para orangtua dahulu,” ujar Amri Koto.
Menurut ketua DPD AJPLH Kabupaten Pelalawan Riau ini,masalah krisis iklim mendesak untuk segera diatasi sebab dampaknya sudah jelas terjadi. “Saat ini kenaikan suhu bumi sudah mencapai 1,1 derajat celcius dengan jumlah anggaran karbon sekitar 400 GtCO2. Jika negara kita, dan juga negara-negara lain, tidak ambisius dalam menurunkan emisi karbon, maka dalam dua dekade kita akan kehabisan stok karbon, dan itu artinya bencana besar akan terjadi,” kata Amri
Amri, menambahkan, berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi, yang berakibat pada krisis iklim, pada akhirnya akan mengorbankan masa depan anak muda dan generasi yang akan datang.
Sudah saatnya kita bergerak untuk menghentikan laju emisi karbon. Selain dengan perubahan tindakan individu yang harus mulai melakukan pola hidup ramah lingkungan, kita juga harus mendorong kebijakan negara yang lebih serius dan ambisius untuk menekan kenaikan suhu bumi, seperti menghentikan penggunaan energi fosil dan tidak lagi memberikan izin ekstraktif untuk pembukaan hutan alam dan meminta DLHK Propinsi Riau serta DLH Kabupaten dan Aparat penegak hukum memeriksa keberadaan
perkebunan ilegal di dalam kawasan hutan. untuk menindak para perusak lingkungan hidup dengan memberi efek jera bagi para pelaku perambah hutan dengan begitu, keadilan antar generasi akan dapat tercapai "Tandasnya.
(Haswati Hasanah)