Penulis : Aliefia Kaneysha Lathifa
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
Suaramuda.com - Terhadap Pertumbuhan Anak
Parenting atau pola asuh yaitu peran dan perilaku orang tua dalam membina perkembangan anak dalam aspek emosi, sosial, dan karakter. Karakter pola asuh dan komunikasi orang tua dapat memberikan pengalaman pada masa kanak-kanak yang mempengaruhi
perkembangan berikutnya. Dengan pola asuh yang baik, pertumbuhan dan perkemban anak akan
maksimal, seperti anak akan, merasa diberi perlindungan secara menyeluruh.
Peran orang tua di rumah sangat penting untuk memupuk rasa percaya diri pada anak dan membentuk kepribadian baik lainnya, jika pengasuhan konsisten dalam mengajarkan tanggung jawab, maka dapat membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab pada anak. Jika pola asuh yang komunikatif, maka menjadikan anak yang cenderung dapat berinteraksi sosial dengan baik. Jika pola asuhnya penuh dengan perhatian dan kasih sayang, maka dapat mengembangkan rasa aman
dan percaya diri. Sebaliknya, jika pengasuhan di rumah dilakukan dengan cenderung keras, maka tekanan psikologis anak cenderung tinggi dan rasa percaya diri anak cenderung rendah, juga berpotensi anak meniru perilaku agresif tersebut.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa bagaimana pola asuh yang dilakukan menjadi dasar bagi anak dalam membentuk kepribadiannya. Begitu juga orang tua yang memilih pengasuhan berkesadaran akan mampu terhindar dari stress, kecemasan sosial, meningkatkan kepuasan dan perasaan tenang. Dengan kepuasan dari pencapaian tersebut, maka orang tua dapat lebih positif dan stabil dalam mendidik anak. Orang tua akan mampu mendengarkan anak
dengan penuh perhatian sehingga anak akan merasa dihargai, dan anak yang merasa dihargai dan
mendapat penuh perhatian akan cenderung tidak melakukan kenakalan remaja.
Kenakalan remaja memiliki sifat psikis, intrepersonal, antar personal, dan kultural sebab perilaku kenakalan selalu berlangsung dalam konteks antar personal dan sosio kultural. Salah satu faktor kenakalan remaja selain dari lingkungan pertemanan adalah lingkungan keluarga,
bagaimana seorang anak diasuh? Sudah cukupkah perhatian yang Ia terima? Dan sudah cukupkah waktu yang orang tua berikan untuk anak? Kekerasan, dan ketidak harmonisan dalam keluarga dapat menjadi pemicu terjadinya kenakalan remaja. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh salah satu tokoh psikologi Albert Bandura, dalam teori social learning theory,
beliau menjelaskan bahwa manusia belajar banyak dari perilaku di sekitarnya atau disebut juga dengan modelling, dimana orang lain terutama anak anak cenderung mengikuti perilaku apapun yang mereka lihat, cenderung konformitas dengan hal yang mereka ingin tahu. Oleh karena itu, pola asuh dapat membentuk sikap, perilaku, dan olah emosi anak.
Begitu pula dengan dampak pola asuh responsif adalah bagaimana orang tua memberikan perhatian yang peka dan penuh terhadap fisik, emosional, dan psikologis anak secara konsisten. Tentunya pola asuh responsif ini yang dibutuhkan dan diharapkan seorang anak, pola asuh ini
membrikan dampak yang signifikan cenderung positif, anak yang diberi pola asuh ini memiliki perkembangan emosional dan sosial yang sehat, anak merasa dihargai dan dicintai sehingga lebih percaya diri untuk mengelola emosinya dengan ini anak mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungan. Sebaliknya, pola asuh yang tidak asertif dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemandirian, mengelola stres, dan membangun hubungan yang seimbang. Oleh karena itu, pola asuh asertif merupakan kunci untuk membentuk generasi masa depan yang sehat, percaya diri, dan berdaya.
Pola asuh asertif juga berdampak signifikan pada lingkungan sosial anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh asertif membantu anak mengembangkan kemampuan sosial seperti komunikasi efektif, empati, dan resolusi konflik. Hal ini memfasilitasi hubungan positif dengan teman, keluarga, dan masyarakat. Sebaliknya, pola asuh yang tidak asertif, seperti otoriter atau permisif, dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial, seperti agresi,
isolasi, atau ketergantungan. Dengan demikian, pola asuh asertif menjadi fondasi penting bagi perkembangan sosial anak dan membentuk masyarakat yang harmonis dan berempati. Menurut ahli dan tokoh psikologi Carl Rogers, beliau menyatakan bahwa manusia pada
dasarnya baik, setiap individu memiliki dorongan alami untuk tumbuh, berkembang, dan mencapai potensi penuh. Lingkungan yang mendukung sangat penting untuk membantu individu berkembang, ketika manusia merasa diterima dan didukung, mereka lebih mampu menghadapi tantangan dan menemukan makna dalam hidup.
Teori tersebut sejalan dengan ketika anak berada
di lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung untuk mengembangkan aspek fisik, kognitif, dan sosio emosi yang baik dari orang tua, keluarga, dan lingkungannya, Ia cenderung lebih sehat secara fisik dan psikis.
Selain itu, pola asuh responsif juga dapat membentuk dasar yang kuat bagi perkembangan anak yang sehat dan bahagia. Ketika orang tua mendengarkan, memahami, dan menanggapi kebutuhan anak dengan penuh kasih, anak mengembangkan rasa percaya diri,
kemampuan mengelola emosi, dan hubungan sosial yang harmonis. Hal ini berdampak positif pada kesehatan fisik, mental, dan emosional anak serta membantu mereka menjadi manusia yang cerdas, kreatif, dan berempati. Dengan cara ini, anak dapat tumbuh menjadi orang yang percaya diri, mandiri, dan siap menghadapi tantangan hidup.
Hubungan orang tua dan anak sangatlah penting dalam perkembangan anak. Menurut John Bowlby, tokoh psikologi, Beliau menyatakan hubungan ini disebut dengan “attachment” yang membentuk dasar emosi, sosial, dan kognitif anak. Ketika anak merasa aman dan nyaman maka mereka lebih mudah untuk menjelajahi dunia dengan mengembangkan kepercayaan diri dan hubungan sosial. Teori ini selaras dengan pemikiran Jean Piaget yang menjelaskan bahwa anak belajar melalui pengalaman dan interaksi. Tahap perkembangan anak menurut Piaget.
terdapat empat tahap yaitu fase anak untuk mengenal dunia, mengembangkan pemikiran, memahami logika, dan berpikir abstrak. Oleh karena itu, dengan pola asuh yang tepat, maka anak akan merasa aman dan nyaman, dan mampu belajar dengan efektif, dan berkelanjutan.
Ada beberapa contoh pola asuh asertif dan responsif yang dapat diaplikasikan oleh orang tua, ketika anak sedang berhadapan dengan masalah, orang tua membantunya dengan memberikan wawasan berupa penjelasan dan motivasi tanpa perlu dihakimi. Jika anak sedang mengungkapkan atau menunjukkan bahwa Ia sedang emosi atau frustasi, cukup dengarkan
dengan penuh perhatian dan berikan solusi yang mendukung. Pola asuh responsif dan responsif
adalah pondasi penting dalam membangun hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.
Dengan menerapkan parenting ini mampu menciptakan lingkungan yang sehat untuk tumbuh kembang anak. Dalam jangka panjang, anak yang mendapatkan pengasuhan yang tepat tidak hanya mendukung keberhasilam anak secara emosional dan akademik, namun juga membekali mereka dengan nilai-nilai dan norma, juga keterampilan pada anak untuk menghadapi tantangan kehidupan selanjutnya. Dengan demikian, sangat diharapkan bagi orang tua dan anak untuk membentuk bonding yang kuat dan bagus melalui pola asuh dalam sebuah keluarga. Parenting yang efektif dapat menciptakan keluarga yang harmonis, dan seimbang. Investasi dalam parenting yang berkualitas
akan membawa dampak yang luar biasa bagi keluarga dan generasi masa depan.