Pancasila Raksasa Bukan Sekadar Simbol, Tapi Nafas Tulungagung.
Suaramuda.com - Hari lahir Pancasila 1 Juni bukan sekedar momentum seremonial , tetapi momen refleksi untuk kembali menyatukan jiwa kebangsaan. Danramil 0807/04 Ngantru, Kapten Inf Usmar Umar, mengajak generasi muda untuk kembali meneguhkan jati diri bangsa dengan menjadikan Pancasila sebagai cermin dalam kehidupan sehari-hari, Senin, 2 Juni 2025.
"Generasi remaja sekarang ini harus betul-betul bercermin pada Pancasila. Jangan sekadar hafal, tapi harus tahu arti tiap sila yang tertanam di dalam tubuh Garuda itu," ujar Kapten Usmar.
Ia menekankan, memahami Pancasila bukan hanya kewajiban formal, tapi juga bentuk penghormatan terhadap Ibu Pertiwi dan leluhur bangsa. Menurutnya, tanah Tulungagung bukan sekadar bumi biasa, melainkan tanah yang sarat makna, “tanah wingit” dan “bumi para resi”, yang menuntut kejujuran serta kesadaran spiritual dari para penghuninya.
Garuda ini bukan hanya lambang negara, tapi simbol kekuatan ruh Nusantara. " Saya ingin generasi muda memahami bahwa Pancasila adalah warisan para leluhur yang harus dijaga, dihormati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Salah satu simbol kuat penanaman nilai-nilai kebangsaan adalah Pancasila Raksasa yang berdiri megah di lingkungan Pondok Pesantren Al-Badru Alaina, Desa Ngantru, Kecamatan Ngantru. Lambang Garuda dengan sila-sila Pancasila berukuran besar itu menjadi ikon persatuan dan pengingat akan pentingnya jati diri bangsa.
Ia berharap, kokohnya Garuda Pancasila bisa membangkitkan kesadaran masyarakat Tulungagung, terutama generasi mudanya, agar kembali meneladani nilai-nilai luhur bangsa dan menjaga warisan spiritual yang ada.
“Biar gaung Pancasila tidak hilang di bumi Tulungagung. Sudah saatnya kita bangkitkan kembali kesadaran bahwa tanpa Pancasila, bangsa ini bisa tergoyah,” pungkasnya.(Ind)