Kepala Bidang Kedaruratan dan Ketahanan Logistik BPBD Tulungagung, Gilang Zekakusuma.

Suaramuda.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor. Langkah ini menindaklanjuti peringatan dini BMKG Jawa Timur yang memprediksi musim hujan datang lebih cepat dengan intensitas normal hingga di atas normal.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Ketahanan Logistik BPBD Tulungagung, Gilang Zekakusuma, mengatakan seluruh personel kini disiagakan 24 jam untuk menghadapi potensi bencana di wilayah rawan.

“BMKG memprediksi puncak hujan terjadi pada Januari–Februari 2026. Kami sudah aktifkan posko siaga dan memperkuat koordinasi dengan TNI, Polri, serta relawan,” ujar Gilang kepada Suaramuda.com, Rabu (12/11/2025).

Surat edaran BMKG menyebut curah hujan di Jawa Timur berkisar antara 1.000 hingga 2.500 milimeter. Sejumlah daerah berpotensi mengalami hujan deras disertai angin kencang dan petir. Tulungagung termasuk wilayah dengan risiko tinggi, terutama di kawasan lereng selatan, pegunungan, dan bantaran sungai besar.

BPBD juga mengimbau warga untuk memangkas pohon rindang, membersihkan saluran air, dan tidak mendirikan bangunan di tepi tebing atau sungai.

“Kami minta masyarakat waspada dini. Jika ada tanda-tanda bahaya, segera lapor ke posko BPBD. Jangan menunggu bencana datang,” tegas Gilang.

Sesuai instruksi Pemprov Jawa Timur, pemerintah daerah diminta menyiapkan status siaga darurat hidrometeorologi, jalur evakuasi, dan logistik tanggap darurat. Langkah ini diharapkan meminimalkan korban jiwa serta kerugian saat cuaca ekstrem melanda.

“Cuaca ekstrem tak bisa dicegah, tapi dampaknya bisa ditekan lewat kesiapsiagaan,” tambah Gilang. (Ind).