Kasus Malaria di Papua Cukup Tinggi, Prajurit Yonif 132/BS Akan Disuntik Vaksin Ini

SALO - Tim Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad) bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengunjungi Batalyon Infanteri 132/Bima Sakti, Rabu, 20 April 2022.

Kunjungan dari Tim Puskesad ini bertujuan untuk mempersiapkan kondisi fisik 450 prajurit Yonif 132/BS yang akan berangkat Satgas Pamtas RI-PNG.

Tim ini dipimpin Kolonel Ckm dr Made Mardika, Letkol Ckm Drs Irwan S, dokter Erni Nelwan, dokter Krisin Clinical dan Wike Nur Veranike.

Kedatangan Tim Puskesad bersama FKUI disambut oleh Danyonif 132/BS Letkol Inf Ahmad Fauzi yang diwakili Wakil Komandan Kapten Inf Zulfikar Rakita Dewa.

Pada kesempatan itu, Tim Puskesad menyatakan akan melakukan penyuntikan uji klinik vaksin malaria kepada seluruh prajurit Yonif 132/BS yang akan melaksanakan tugas operasi.

Penyuntikan uji klinik vaksin malaria ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara TNI AD dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME).

Hal ini sebagai upaya melawan kondisi endemi malaria di Papua. Tercatat, di wilayah paling timur di Indonesia ini memiliki kasus malaria yang cukup tinggi.

"Kami senantiasa siap sedia untuk mendukung program suntik uji klinik vaksin malaria ini kepada prajurit Yonif 132/BS, karena seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa kasus malaria di Papua cukup tinggi," ucap Wadanyonif 132/BS.

"Tentunya, dengan adanya program vaksin ini sekiranya dapat membantu kami khususnya dalam menjaga kondisi fisik. Selama melaksanakan tugas dan amanah negara di wilayah Timur negeri kita yang tercinta ini," tegas Wadanyonif 132/BS.

Perencanaan studi tentang vaksin malaria ini telah dilakukan sejak tahun 2018 lalu dan telah mendapatkan persetujuan etik dari Komite Etik FKUI pada 2019.

Persetujuan penggunaan vaksin untuk uji klinik tahap dua pada personel TNI Angkatan Darat juga telah diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).(**)