BANGKINANG - Pj Bupati Kampar melalui Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Kampar Azwan membuka secara resmi pertemuan Advokasi Dan Sosialisasi Crash Program Polio Serta Penguatan Imunisasi Polio di Kampar. Kegiatan ini ditaja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, Senin (27/2/2023) di kantor Bupati Kampar.
Hadir dalam kesempatan itu diantaranya Forkopimda Kabupaten Kampar yang diwakili, Perwakilan WHO Provinsi Riau Yuniati, M,SC, Kepala Dinas Kesehatan Kampar Zulhendra Dasa’at, seluruh Organisasi perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemerintah Daerah, seluruh Camat se-kabupaten Kampar, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kampar Dr. Ari Wirasto serta undangan lainnya.
Dalam arahannya, Azwan mengemukakan sebagaimana yang kita ketahui, bahwa pada saat ini sedang banyak terjadi kejadian luar biasa penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau yang dikenal dengan KLB PD3I, salah satunya adalah KLB di Provinsi Aceh. Pada awal November 2022, ditemukan kasus polio VDPV 2 di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh sehingga telah dilakukan pemberian imunisasi polio kepada anak usia 0-12 tahun di Aceh. "Mari kita bersama melindungi anak-anak kita untuk mewujudkan Kabupaten Kampar Sehat yang unggul dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menambahkan berdasarkan rekomendasi dari WHO, ITAGI, dan Kementerian Kesehatan RI, Provinsi Riau juga perlu melaksanakan penguatan imunisasi polio melalui pemberian imunisasi polio tambahan (crash program) berkenaan. Pelaksanaan ini akan dilaksanakan dimulai pada tanggal 6 Maret 2023 dengan menyasar 640.001 anak usia 0-59 bulan.
Selanjutnya Azwan menjelaskan Indonesia dinyatakan telah bebas dari polio sejak tahun 2014, dan Indonesia juga diharapkan dapat mempertahankan status bebas polio dalam rangka mewujudkan dunia bebas polio tahun 2026. Sementara beberapa tahun terakhir, selama masa pandemi Covid-19, pelaksanaan imunisasi rutin kita tidak dapat berjalan optimal sehingga terjadi penurunan cakupan imunisasi yang cukup signifikan.
Azwan merinci capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Kabupaten Kota di Provinsi Riau tahun 2020 sebesar 48,8”, tahun 2021 sebesar 70x dan mengalami peningkatan pada tahun 2022 yaitu 82,3Yo, namun masih belum mencapai target nasional yaitu 9OY6. Capaian imunisasi ini termasuk bagian indikator kinerja pemerintah dan perlu menjadi prioritas serta fokus kita bersama dikarenakan cakupan imunisasi yang rendah berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti campak-rubela, polio, dan difteri. Selain itu, imunisasi juga merupakan intervensi kunci dalam upaya kita mencegah stunting di Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar pada khususnya.
Ia juga memaparkan untuk penemuan virus polio di Kabupaten/Kota Provinsi Riau maka dilakukan Pencarian dan pelaporan kasus AFP (Surveilans AFP), dengan target sebanyak 80 kasus. Tahun 2022 capaian penemuan kasus AFP sebanyak 52 kasus dengan capaian Non-Polio AFP Rate sebesar 1,69/100.000 penduduk anak usia «15 tahun yang belum mencapai target yang ditetapkan serta sebagai bukti bahwa kinerja surveilans masih belum maksimal di Riau.
Pada kesempatan ini, mantan Kepala Bappeda Kampar ini juga menghimbau kepada semua sektor, mari kita bekerja sama berupaya semaksimal mungkin untuk menyukseskan pelaksanaan crash program di Kabupaten Kampar. Dukungan dan peran serta semua pihak di jajaran pemerintahan dan segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan agar cakupan pelaksanaan crash program Polio di Kabupaten Kampar mencapai 955.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kampar Zulhendra Dasa’at dalam sambutannya menjelaskan apabila kita bandingkan dengan cakupan imunisasi polio dalam 5 tahun terakhir, Kabupaten/Kota diProvinsi Riau termasuk Kabupaten Kampar masih belum mencapai target yang diharapkan dalam arti anakanak kita belum semua memiliki perlindungan yang lengkap terhadap virus polio.
Zulhendra Dasa’at juga menyampaikan pertemuan ini merupakan satu langkah strategis dalam upaya kita bekerjasama dengan erat dan sinergis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kampar khususnya melalui Upaya pencegahan penularan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.***