Foto : Pemangku Kebudayaan Kabupaten Tulungagung  pada acara Jagongan Budaya oleh pegiat dan pemangku kebudayaan.

Suaramuda.com - Pegiat dan Pemangku Kebudayaan se-Kabupaten Tulungagung menggelar Jagongan Budaya dengan tema, “Menoropong Masa Depan Jaminan Hukum atas Keragaman Budaya dan Spiritualitas di Indonesia”.

Acara tersebut bertempat di Pendopo Griyajar Budaya Ngantru, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Rabu (4/9/2023) malam.

Melalui acara ini, para pimpinan rumah budaya dan kelompok spiritual di Tulungagung berkomitmen untuk mempromosikan dan merayakan kekayaan budaya, serta mengambil peran besar dalam menyongsong dan menjaga kondusivitas sosial menjelang Pemilihan Umum 2024 di Indonesia.

Acara ini melibatkan tiga narasumber yang mewakili rumah budaya dan organisasi-organisasi spiritual yaitu, pimpinan Rumah Budaya Giryajar Ki Jliteng Sukono, pimpinan rumah budaya Kuda Bhirawa Ki Surojo, dan pimpinan Ponpes Albadru Alaina Romo Kiai Amu Sugito.

Pimpinan Griyajar Budaya Tulungagung, Ki Jliteng Sukono berpesan kepada segenap Masyarakat agar tetap menjaga akar budaya guyub dan damai.

" Gerakan kebudayaan penting untuk memastikan hadirnya tokoh-tokoh penting dalam bursa kepemimpinan nasional yang memberi kepastian hukum bagi ragam budaya dan spiritualitas yang berkembang di Masyarakat", ujarnya.

Ki Jliteng Sukono mengatakan , perlunya masyarakat mendukung tampilnya tokoh nasional yang memiliki komitmen pada penegakan hukum dan perlindungan kepada kelompok-kelompok spiritual dan kepercayaan untuk berada dalam bursa kepemimpinan nasional. 

Secara eksplisit Ki Jliteng Sukono menyebut, bahwa berdasarkan rekam jejak yang panjang, nama Prof. Mahfud, MD, sangat layak dipertimbangkan untuk meramaikan bursa kepemimpinan nasional karena komitmennya dalam melindungi keragaman budaya dan spiritualitas.  

Lebih Jauh Jliteng Sukono menambahkan, “jika pemimpin nasional harus merupakan tokoh yang memiliki rekam jejak panjang dan memiliki kepedulian atas kekayaan budaya di Indonesia, serta berkomitmen untuk melindunginya.” harapnya.

Melihat rekam jejak yang panjang, Sungkono meyakini bahwa sosok Prof. Mahfud, MD layak untuk dipertimbangkan, lantaran menjadi salah satu kandidat yang akan mengisi posisi Calon Presiden maupun Calon Wakil Presiden di Indonesia di masa depan. 

Senada dengan Ki Jliteng Sukono, pemimpin rumah budaya kuda Ki Surojo Birawa menerangkan, bahwa sosok Prof. Mahfud MD juga memiliki kapasitas dan komitmen besar dalam melindungi keberagaman budaya sekaligus keragaman ekspresi spiritualitas dalam Masyarakat. 

"Figur Mahfud MD merupakan putra bangsa terbaik yang telah mengabdikan hampir seumur hidupnya untuk membangun penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia di Indonesia", singkatnya.

Menurut Surojo, Figur seperti inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa depan, dan dengan begitu Prof. Mahfud harus didorong untuk mau dipromosikan menempati bursa Calon Wakil Presiden yang masih terbuka.

Dengan mengamini pandangan kedua narasumber tersebut, Romo Kiai Amu Sugito mengharapkan masyarakat senantiasa bersikap aktif di dalam menentukan masa depan Indonesia dengan memilih calon pemimpin yang dibutuhkan oleh Indonesia. 

Intinya, "seorang pemimpin harus memiliki visi yang kuat dalam melindungi dan memajukan kekayaan budaya Indonesia, tidak terkecuali kekayaan budaya spiritual", imbuh Kiai Amu.

Melalui Jagongan Budaya, para tokoh pemangku Budaya se-Tulungagung menganggap penting guna mendorong masyarakat memberi dukungan atas upaya mencari pemimpin terbaik bagi Indonesia di masa depan. 

Masyarakat perlu didorong untuk lebih cerdas dan mampu berperan besar, menyeleksi, dan mengusulkan figur-figur yang tepat untuk mengisi kepemimpinan nasional yang dianggap mampu menjaga keragaman budaya, nilai-nilai luhur, dan persatuan Indonesia. (Indh).