Foto : Rektor UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Prof. Dr. H. Khairunnas Rajab, M.Ag Menyampaikan Pidatonya di Depan Civitas Academica.
Suaramuda.com - Dalam suasana penuh semangat memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia, Rektor UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Prof. Dr. H. Khairunnas Rajab, M.Ag menyampaikan pidato inspiratif yang merangkum prestasi universitas selama hampir lima tahun kepemimpinannya.
Pidato tersebut tidak hanya menyoroti pencapaian monumental dalam kerjasama internasional dan penerimaan hibah aset dari pemerintah, tetapi juga mengandung seruan moral untuk menghentikan perundungan di lingkungan akademik. Selain itu, Prof. Khairunnas menekankan arti penting kemerdekaan dari sudut pandang pendidikan tinggi, khususnya bagi kampus sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan.
Dalam pidatonya, Prof. Khairunnas menyoroti bahwa kemerdekaan bagi sebuah institusi pendidikan tidak hanya bermakna bebas dari belenggu kolonialisme, tetapi juga mencakup kebebasan untuk berpikir, berinovasi, dan berekspresi. Menurutnya, sebagai lembaga pendidikan tinggi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau harus memastikan bahwa kemerdekaan ini diterjemahkan dalam bentuk kebebasan akademik.
"Kemerdekaan di kampus bukan hanya soal kebebasan fisik, tetapi juga kebebasan intelektual. Mahasiswa dan dosen harus merdeka dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan, merdeka dalam menyampaikan ide-ide baru, serta merdeka dari segala bentuk pengekangan yang dapat menghambat kreativitas dan inovasi," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Sebagai wujud dari kebebasan ini, Prof. Khairunnas menggarisbawahi peningkatan kerjasama dengan berbagai institusi pendidikan luar negeri sebagai salah satu pencapaian terbesar di bawah kepemimpinannya. Kerjasama internasional ini meliputi kolaborasi dengan universitas terkemuka di Malaysia, Thailand, Arab Saudi, dan beberapa universitas terkemuka di Eropa. "Kerjasama ini tidak hanya memperluas wawasan mahasiswa dan dosen, tetapi juga memperkuat posisi UIN Sultan Syarif Kasim Riau di kancah global," ungkapnya.
Berkat kerjasama tersebut, berbagai program pertukaran pelajar dan penelitian internasional telah terlaksana, membuka peluang bagi mahasiswa untuk belajar dan berkolaborasi di tingkat dunia. Kemerdekaan intelektual yang diusung universitas menjadi jembatan untuk menjalin koneksi global, menjadikan kampus sebagai pusat pemikiran yang inovatif dan kompetitif.
Tidak hanya fokus pada pencapaian global, Prof. Khairunnas juga mengumumkan kabar gembira tentang penerimaan surat keputusan hibah dari Pemerintah Provinsi Riau. Hibah tersebut mencakup sejumlah aset bergerak dan tidak bergerak yang akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur kampus.
"Penerimaan aset ini merupakan wujud kepercayaan pemerintah Provinsi Riau terhadap UIN Sultan Syarif Kasim Riau sebagai institusi yang berkomitmen membangun pendidikan berkualitas," ujarnya pada suaramuda.com. Aset tersebut diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas akademik dan penelitian di kampus. “Ini merupakan bentuk nyata dari kemerdekaan universitas dalam mengembangkan dirinya menuju masa depan yang lebih cemerlang,” tegasnya.
Pencapaian lain yang diungkapkan dalam pidatonya adalah kabar gembira bagaikan hujan berkah di tengah musim kemarau, kedatangan Atase Agama Arab Saudi, Syekh Ahmad, membawa harapan bahwa permohonan UIN Sultan Syarif Kasim Riau untuk melanjutkan pembangunan masjid Al-Jami'ah akan segera dikabulkan. “Tak lama lagi, masjid Al-Jami'ah akan berdiri megah bak menara cahaya yang menerangi cakrawala ilmu Islam, menjadi pusat studi bagi mahasiswa dan dosen, menyemai ilmu seperti air yang mengalir deras di sungai kebijaksanaan,” katanya penuh bangga.
Namun, tidak hanya bicara soal pencapaian, Prof. Khairunnas juga menyentuh isu yang sangat relevan di lingkungan akademik yaitu praktik perundungan atau bullying. Dalam seruannya, beliau mengingatkan seluruh civitas akademika UIN Sultan Syarif Kasim Riau untuk bersama-sama menghentikan perundungan di tempat kerja.
"Saya menghimbau semua staf dan dosen untuk tidak mempopulerkan praktik perundungan. Kita adalah komunitas intelektual yang harus saling mendukung, bukan menjatuhkan," tegasnya.
Beliau menambahkan bahwa perundungan dapat merusak iklim akademik dan membunuh potensi intelektual seseorang. Oleh karena itu, universitas kini tengah merancang kebijakan tegas untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan bebas dari perundungan.
Secara keseluruhan, isi pidato Prof. Khairunnas pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia menggambarkan kinerjanya yang tidak hanya fokus pada pembangunan fisik dan peningkatan prestasi, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moral di lingkungan akademik.
Lebih dari itu, beliau menekankan bahwa arti kemerdekaan bagi institusi pendidikan adalah kemampuan untuk terus berkembang tanpa adanya batasan yang menghalangi kreativitas dan inovasi. Dengan semua pencapaian tersebut, UIN Sultan Syarif Kasim Riau semakin kokoh berdiri sebagai salah satu universitas terbaik yang tidak hanya berdaya saing di tingkat nasional tetapi juga di kancah internasional. (Sadarman/Rilis)