(Ilustrasi sumber googel/detikNews).

Penulis : Fairuz Anindya Salsabillah 
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
 
Suaramuda.com - Masa remaja adalah tahapan perkembangan yang penting pada pembentukan identitas diri. Peran orangtua terkhusus ayah sangat berpengaruh dalam proses ini. Fenomena yang terjadi sekarang yaitu penggantian peran ayah oleh sosok lainnya pada masa remaja menyebabkan masalah yang mendalam pada dampak psikologisnya. Artikel ini akan membahas mengenai fenomena tersebut melalui mata psikologi bagi perkembangan remaja.

Ayah merupakan sosok yang berarti bagi anaknya, tidak melihat anak itu perempuan atau laki-laki, bungsu atau sulung. Peran ayah untuk merangkul atau memberi nasehat, sebagai pendidik, dan pembimbing keluarga. Secara alam bawah sadar ayah akan cenderung lebih dekat dengan anak perempuannya, sedangkan ibu akan cenderung lebih dekat dengan anak laki-lakinya. Akan tetapi tidak banyak dari remaja perempuan mengatakan bahwa mereka mengalami fatherless atau kehilangan peran ayah dalam hidupnya. 

Fatherless memiliki berbagai dampak seperti anak mengalami penurunan akademik, kurangnya kepercayaan diri. Sedangkan pada fase remaja yang dijelaskan oleh Erik Erikson pada tahap ke-5 yaitu identity vs role confusion (umur 12 hingga 18 tahun) remaja mencari jati diri mereka, menentukan nilai-nilai kehidupan, dan mengembangkan rasa kemandirian pada individu. Figur ayah sangat berperan pada tahapan ini, karena seringkali ayah dianggap dapat mewakili aspek otoritas dan kemandirian. Ketidakhadiran sosok ayah mengakibatkan remaja kesulitan untuk mengembangkan identitas yang sehat. Dan apabila tidak mendapatkan peran ayah dengan maksimal akan mengganggu dari tahapan tersebut.

Ketidakhadiran sosok ayah pada fase manapun juga sangat berarti dan berdampak besar pada pertumbuhan anak terlebih pada aspek sosio emosi. Penggantian peran ayah bisa terjadi karena berbagai faktor. Perpisahan orangtua, kematian ayah, atau tidak hadirnya emosional sosok ayah pada kehidupan dapat mengakibatkan ibu atau sosok lainnya dapat menggantikan peran yang menjadi tanggung jawab ayah. Sosok lainnya yang dimaksud merupakan pasangan yang hadir dan memiliki peran yang penting. Hal ini termasuk sosok sebagai pendukung emosional, pelindung, panutan, tempat untuk bercerita. Sosok pasangan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan peran ayah, ketidakhadiran ayah akan tetap menimbulkan kekosongan yang berdampak pada psikologis remaja. Pada dasarnya peran ayah tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh siapapun, terlebih tergantikan oleh pasangan.

Kasih sayang dan perasaan aman dengan ayah pada masa remaja sangat berdampak pada emosional yang sehat, kemampuan membentuk hubungan yang sehat pada masa dewasa, dan pertahanan dalam menghadapi masalah. Tidak adanya perasaan aman dengan ayah sangat mengakibatkan remaja mengalami masalah pada hubungan sosial antar individu, kemampuan untuk mengatur emosi, kemampuan untuk memaknai hubungan dan memaknai hidup mereka. Mereka mungkin akan menunjukan perasaan yang tidak aman seperti cemas, ketakutan, trauma, atau menghindar.

Akan tetapi, tergantikannya peran ayah tidak selalu berdampak negatif. Apabila pasangan bisa dan mampu untuk memberikan dukungan emosional, bimbingan, dan panutan yang baik, remaja akan mampu menyesuaikan dengan baik. Hadirnya sosok seorang dewasa yang kuat dan mendukung dapat membantu remaja untuk melewati tantangan pada masa ini dan menumbuhkan ketahanan psikologis. Selain itu, ibu juga mampu memberi peran yang dapat menunjukan kekuatan, keuletan, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan, yang bisa dijadikan sebagai panutan yang positif bagi remaja.

Harus ditekankan bahwa jenis kelamin bukanlah penentuan utama pada pemberian peran orangtua yang efektif pada pertumbuhan anak. Tidak semua remaja yang mengalami kehilangan peran ayah akan mengalami dampak negatif yang signifikan. Fokus yang harus diperhatikan pada kebutuhan individu remaja dan pengembangan strategi yang disesuaikan dengan masalah mereka. Menciptakan lingkungan yang mendukung, penuh kasih sayang, dan konsisten adalah kunci untuk membantu individu remaja untuk berkembang secara sehat dan mencapai potensi mereka secara penuh, meskipun mereka menghadapi masalah kehilangan peran ayah dalam hidupnya. Mengakui kerumitan yang terjadi pada masalah ini dan menjauhi solusi yang sederhana adalah salah satu langkah awal untuk mengatasi masalah dengan menyeluruh dan efektif. Prioritas utamanya adalah kesejahteraan remaja itu sendiri, dan semua usaha harus mengarah untuk mencapai tujuan tersebut. Yang terpenting yaitu kualitas pada hubungan, dukungan secara emosional, dan bimbingan yang diberikan.

Perlu diperhatikan juga beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi dampak terjadinya pergantian peran ayah. Faktor – faktor ini antara lain yaitu karakter dari individu remaja ini sendiri, hubungan dukungan sosial yang didapatkan, dan kualitas hubungan antara remaja dengan figur pengganti dari ayah ini atau pasangan itu sendiri. Remaja yang memiliki sensitifitas perasaan yang kuat dan mendapatkan dukungan sosial yang baik dan kuat bisa memungkinkan untuk lebih mampu untuk beradaptasi dengan ketidakhadiran sosok ayah dalam hidupnya. Berbanding terbalik dengan remaja yang memiliki sensitivitas yang lebih sensitif dan kurang dalam mendapatkan dukungan sosial mungkin akan lebih rawan mendapatkan dampak yang negatif.

Penggantian sosok ayah pada masa remaja merupakan masalah yang komplek dan menyebabkan dampak positif dan negatif. Apabila tidak mendapatkan peran ayah akan mengalami kesulitan pada perkembangan psikologis remaja, dukungan emosional dan bimbingan yang kuat dari figur pasangan dapat membantu mengurangi dampak negatif yang kemungkinan akan muncul. Selain itu, dukungan juga dapat diperoleh oleh ibu. Pentingnya pemberian dukungan yang dibutuhkan oleh remaja untuk mengembangkan identitas yang sehat dan menyesuaikan pada perubahan yang terjadi pada kehidupan mereka.