Suaramuda.com - Perempuan Lembaga Adat Melayu Riau (Puan LAMR) menggelar Halal bi Halal disertai dengan Sarahan Tunjuk Ajar Melayu, Jumat (25/4/2025) di Balairung Tenas Effendi Gedung LAM Riau Jalan Diponegoro Pekanbaru.
Memulai acara makan bersama dengan menu khas Melayu, agenda ini menghadirkan pengurus dan anggota PUAN LAMR, Himpunan Perempuan Melayu Kabupaten/Kota se-Riau serta mendatangkan dua pemateri yakni Hj. Embung Zam yang berasal dari Bengkalis dan Rina Dianti Hasan dari Siompu Adat Kenegerian Kampa.
Peserta yang hadir tampak antusias mendengarkan Sarahan/ pemaparan dari kedua narasumber karena terasa berbeda dari kebiasaan yang menistai acara halal bi halal dengan siramahan rohani ceramah agama.
Ketua Puan LAMR Riau Hj Dinawati mengatakan halal bi halal kali ini memang terasa berbeda, apalagi salah satu materinya adalah Sarahan terkait Adat Kampar terutama keberadaan Siompu Adat ditengah masyarakat adat Kampar dan masyarakat Riau secara luas.
"Hari ini kita mengadakan halal bi halal disertai Sarahan dan diskusi terkait tunjuk ajar dan jati diri Perempuan Melayu, ini berbeda dsini berbeda dari kebiasaan kita yang sebelumnya mengisi agenda seperti ini dengan ceramah, nanti juga akan ada sesi diskusi," kata Dinawati.
Pantauan media, Sarahan pertama diisi oleh Hj Embung Zam dengan membawakan materi terkait bagaimana perempuan Melayu harus bertindak dan bergaul dalam kehidupan bermasyarakat, perempuan Melayu Riau memiliki kedudukan yang sangat mulia dan menjunjung tinggi adat dan budaya.
"Diantara sikap perempuan Melayu itu tiang seri rumah tangga, berprasangka baik, rendah hati, pemaaf, sederhana, sopan santun, selalu menjaga diri dan marwah, patuh terhadap agama, lemah lembut dan patuh serba sellau mengharap ridho suami," paoar Embung Zam.
Selanjutnya, Rina Dianti Hasan dalam pemaparannya membahas peran Siompu baik dalam perangkat adat maupun dalam peran sebagai ibu dan perempuan.
Dikatakannya, dalam perangkat Adat Siompu berkedudukan tinggi karena Siompu inilah yang memasangkan Detau, yaitu topi kebesaran datuk dalam prosesi pengangkatannya. Sedangkan makna Siompu sebagai seorang ibu, dari Siompu inilah lahirnya Datuk atau pimpinan suku di sebuah Kenegerian.
Siompu Adat ini bukanlah istri datuk, namun Siompu adalah saudari perempuan datuk yang ada di setiap persukuan dalam sebuah Kenegerian yang ada.
"Saat ini ada 144 Siompu di seluruh Kampar dimana diantaranya Siompu dari Kenegerian Bangkinang ada 20, Kenegerian XIII Koto Kampar ada 17, Kenegerian Rumbio 12 Siompu dan Kenegerian lainnya, dimana tiap suku memiliki satu orang Siompu," papar Rina Hasan seraya mengatakan dirinya juga mendukung adanya Himpunan Siompu/ ibu/ perempuan Kampar Riau sebagai langkah positif untuk menggaungkan kata Siompu yang saat ini belum familiar ditelinga masyarakat umum baik di Kampar sendiri maupun di Riau. ***