Tren Vape dan Alkohol tak terkontrol bisa rusak generasi muda.

Suaramuda.com - Pergaulan bebas di kalangan remaja, khususnya di Kabupaten Tulungagung semakin kompleks. Tidak hanya seks pranikah yang menjadi perhatian, kini penggunaan vape, alkohol, hingga kecanduan game dan konten pornografi turut memperburuk kondisi mental generasi muda.

Psikolog Kabupaten Tulungagung, Ifada Nur Rohmaniah, mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren penggunaan vape yang kian marak di kalangan remaja. “Vape sekarang jadi tren. Kalau tidak mengikuti, dianggap ketinggalan zaman. Ini yang perlu dipahami, bahwa menjadi diri sendiri jauh lebih bermakna ketimbang sekadar mengikuti tren,” jelas Ifada, Sabtu (21/6/2025).

Menurutnya, remaja perlu membangun konsep diri yang positif dan personal branding yang sehat. “Berbeda itu tidak masalah, yang penting positif. Eksplorasi diri lewat pengalaman, prestasi, dan menyalurkan bakat pada hal-hal positif itu lebih berharga untuk masa depan,” ujarnya.

Ifada menilai bahwa pola pikir remaja masih belum matang. Mereka cenderung berpikir jangka pendek, sehingga mudah terpengaruh lingkungan.“Kebutuhan support dari orang tua dan orang dewasa di sekitarnya sangat penting, agar mereka tidak terjerumus,” tegasnya.

Lebih jauh, Ifada mengungkapkan bahwa tren negatif di kalangan remaja tidak berhenti di vape saja. Adiksi game, pornografi, hingga alkohol menjadi ancaman serius yang berdampak pada kesehatan mental.
“Ini penyakit otak, adiksi perilaku. Dampaknya luas, termasuk ke arah seks bebas. Banyak kasus berawal dari minuman alkohol yang tidak terkontrol, lalu mengarah ke seks bebas,” katanya.

Ia pun mengingatkan bahwa alkohol bukan sekadar minuman biasa. “Alkohol itu bisa dikategorikan sebagai ‘bambaninya’ narkoba. Zat dalam alkohol berdampak pada mental: mudah emosi, gampang marah, malas, tidak produktif. Toleransi tubuh yang meningkat bisa mendorong remaja mencoba zat lain yang lebih berbahaya,” tambahnya. (Ind).