KAMPAR - Peningkatan kapasitas desa wisata dan desa kreatif melalui pengembangan ekosistem PENTAHELIX.

Terdapat empat tahapan Membangun desa wisata.

Tahap pertama desa rintisan. Pada tahap ini ditentukan desa yg memiliki potensi besar, tapi belum terdapat kunjungan, sarana prasarana masih sangat terbatas, serta tingkat kesadaran masyarakat belum tumbuh. Desa ini perlu dikembangkan dari awal.

Kedua adalah tahap berkembang. Desa memiliki potensi, sudah mulai dilirik oleh wisatawan dan destinasi bisa dikembangkan lebih jauh. Belum dikelola dengan baik dan belum adanya kesadaran kelompok.

Tahap ketiga adalah maju. Pada tahap ini Masyarakatnya sudah sadar wisata, dana desa digunakan untuk mengembangkan potensi pariwisata. Memiliki kelompok pengelola dan sudah banyak dikunjungi wisatawan.

Tahap terakhir adalah mandiri. Pada tahap ini desa wisata memiliki inovasi pariwisata oleh masyarakat. Destinasi sudah diakui dunia, sarana prasarana memiliki standar, pengelolaannya bersifat kolaboratif pentahelix (kolaborasi antara akademisi, pihak penerintah, industri, komunitas dan media).


Untuk desa wisata ini juga dapat mendukung program desa kreatif yang akan menciptakan ekosistem ide2 kreatif di desa. 

Peningkatan kapasitas desa wisata Riau berbasis pentahelix dilakukan oleh STP Riau yg berkolaborasi dg PHR (Pertamina Hulu Rokan), dinas pariwisata kabupaten dan Prov Riau, pemerintah desa, pokdarwis.  Selain itu komitmen PHR juga berupaya binaannya menjalin kebersamaan melalui sharing program.

Pada hari Senin, 12 Sept 2022 dilakukan sharing program dan diskusi dengan perangkat Desa Sintong Pusaka Rohil, Tim pengelola Rumah Belajar Inovatif dengan perangkat Desa Koto Mesjid, STP Riau dan Tim PHR, yang berlokasi di Desa wisata Koto Mesjid Pemdes Koto Mesjid Bumdesa Kp Patin

"Terimakasih PHR, bu Winda Damelia, pak Indra atas komitmennya membangun desa wisata Riau bedelau," Ungkap Eni Sumiarsih. (Sumber Facebook Eni Sumiarsih)