TULUNGAGUNG - Berdasarkan analisis kondisi iklim, beberapa wilayah Jawa Timur mulai memasuki masa peralihan atau pancaroba dari musim hujan menuju musim kemarau.
Kondisi dinamika atmosfir di wilayah Jawa Timur masih signifikan terhadap potensi peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ini. Kamis (13/4/2023).
Hasil analisis dinamika atmosfir terkini di wilayah Jawa Timur menunjukkan;
1. Adanya bibit siklon tropis 98S di laut Arafuru yang mengakibatkan terbentuknya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif.
2.Aktifnya gelombang atmosfir Rossby dan Maddan Julian Oscillation (MJO) secara spasial di wilayah Jawa Timur yang berpotensi meningkatkan curah hujan.
3.Hangatnya kondisi perairan Jawa Timur yang menambah suplai air semakin banyak ke atmosfir.
Dengan demikian, beberapa wilayah perlu diwaspadai karena memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi (genangan air, banjir, banjir bandang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor pada dataran tinggi).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penangulangan Bencana BPBD Kabupaten Tulungagung Fairus mengatakan, potensi gelombang tinggi juga patut diwaspadai terutama beberapa wilayah perairan dengan ketinggian gelombang maksimum antara 1,25 sampai dengan 4, 25 meter diantaranya diperairan selatan Jawa Timur dan samudra Hindia Selatan Jawa Timur.
Dia meminta warga untuk waspada, ancaman bencana hidrometeorologi dengan melakukan langkah-langkah mitigasi dan selalu memantau perkembangan prakiraan cuaca sebagai bentuk antisipasi melalui info BMKG dan menjaga kesehatan terkait dampak cuaca ekstrim bagi kesehatan.(Indh)