Penulis : Rieke Alifiya
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
Suaramuda.com - Banyaknya kasus dan isu mengenai gangguan kesehatan mental, terutama banyak dialami oleh para remaja. Dalam hal ini, banyak remaja yang mengambil jalan keluar dan masalahnya dengan melakukan suatu hal yang dianggapnya benar atau tepat pada kehidupannya. Pada kenyataannya, hal tersebut tidak sesuai. Pada usia yang masih labil, para remaja saa ini butuh arahan. Kita harus memastikan bahwa remaja bisa mendapatkan dukungan dalam semua aspek kehidupan, terutama kesehatan mental.
Menurut UNICEF, pada 2019 diperkirakan 1 dari 7 remaja mengalami gangguan mental. Jumlah tersebut setara dengan 166 juta remaja (89 juta laki-laki dan 77 juta perempuan) di seluruh dunia. Di antara 10-19 tahun, 40 persen mengalami gangguan kecemasan dan depresi, serta adapun gangguan perilaku sekitar 20,1 persen, dan gangguan hiperaktivitas karena kurangnya perhatian 19,5 persen.
Dengan mempertimbangkan data yang telah ada, kesehatan mental merupakan komponen penting dari agenda kesehatan global. Seain jenis yang disebutkan dalam data diatas, ada beberapa jenis gangguan mental lainnya, antara lain :
Gangguan Kecemasan,
Perasaan pertama yang dirasakan adalah pendertitanya merasa khawatir dan ketakutan secara terus menerus.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan ini ditandai dengan adanya pemikiran dan dorongan yang tidak bisa dikontrol yang sifatnya berulang (obsesi) serta munculnya perilaku (paksaan) kompulsif pada penderitanya.
Depresi, Gangguan mental ini membuat penderitanya merasa gelisah, resah dan putus harapan, serta merasa tidak berharga. Kondisi ini sering dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa bunuh diri karena perasaan putus asa yang berkelanjutan.
Attenttion Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan mental yang dimana penderitanya sulit fokus, impulsif, dan hiperaktif yang seringkali perilaku tersebut mengganggu aktivitas penderitanya. Belum ada penyebab pasti dari gangguan ini, namun pada umumnya terjadi akibat faktor genetik dan lingkungan.
Skizofrenia Pada umumnya, penyakit ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, sulit berpikir, da mengalami delusi. Penyakit ini menyebabkan penderitanya sulit untuk membedakan hal nyata atau hanya mimpi.
Dalam menangani hal-hal diatas, kita sering kali pergi ke media sosial untuk mencari tahu bagaimana cara untuk mengatasi tau apa ada hal-hal yang dapat mengurangi perilaku gangguan mental. Apakah hal tersebut memperburuk keadaan yang dialami. Menurut penelitian terbaru pada tahun 2023 setip orang menghabiskan waktu 2,3 jam setiap hari untuk memainkan sosial media. Berikut dampak-dampak dari sosial media terhadap penderita gangguan mental :
Dampak positif :
Sumber informasi dan dukungan, beberapa platform media sosial menyediakan ruang bagi individu untuk berbagi pengalaman, mencari saran, serta mendapatkan, dukungan komunitas yang serupa. Hal ini memberikan rasa nyaman dalam menangani masalah kesehatan mental.
Peningkatan koneksi sosial, media sosial memungkinkan orang-orang seluruh dunia untuk terhubung satu sama lain dan membantu orang yang merasa terisolasi secara sosial untuk membantu membangun hubungan baru dan merasa lebih terhubung. Kesadaran pendidikan, di media sosial sering digunakan untuk menyebar informasi tentang kesehatan mental, mengurangi stigma, dan meingkatka kesadaran.
Dampak negatif :
Tekanan dan perbandingan sosial, pada media sosial sering menciptakan tekanan untuk menampilkan kehidupan yang terbilang sempurna. Hal ini dapat menyebabkan para individu yang mengalami kesehatan mental merasa rendah diri atau merasa mereka tidak memadai ketika mereka membandingkan diri mereka dengan orang lain.
Kecanduan dan gangguan tidur, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan pada akhirnya dapat enyebabkan gangguan tidur dan berdampak negatif pada keehatan mental mereka.
Intimidasi dan pelecehan online, fenomena cyberbullying dapat menyebabkan stress, depresi atau bahkan kesehatan mental yang lebih serius.
Alasan pentingnya menjaga kesehatan mental
Pentingnya menjaga kesehatan mental perlu diketahui sejak dini. Seseorang dengan mental yang sehat akan berpengaruh kepada segala aspek dalam dirinya, dan juga kualitas hidup. Ketika seseorang sehat secara psikologis, sosial dan juga emosional maka dapat dikatakan bahwa individu memiliki mental yag sehat. Orang dengan kesehatan mental yang baik tentu memiliki pikiran yang positif, sehingga mampu untuk mengatasi segala permasalahan yang ada. Selain itu, dengan mental yang sehat memungkinkan seseorang untuk bisa memberikan solusi atau ide terhadap permasalahan yang sedang terjadi di lingkupnya, dan yang terakhir, pentingnya menjaga kesehatan mental menjadi salah satu hal penting dalam keberhasilan diri. Mengapa demikian? Karena setelah lelah menjalani kehidupan yang sangat berat dan luas ini, setidaknya kita memberikan self reward untuk diri sendiri. Hal ini akan menimbulkan euforia yang bisa menghilangkan stress maupun depresi.
Clinical Psychology Science melaporkan bahwa banyak orang yang mengalami gangguan mental menjalani kehidupan yang baik dan mampu berkembang. “Penelitian kami menunjukkan berapa banyak orang yang dapat pulih dari penyakit mental dan terus menjalani hidup dengan tingkat kesejaheraan dan fungsi yang tinggi”, kata Andrew Defendorf. Studi menemukan bahwa sekitar dua pertiga (67%) orang dengan penyakit mental apapun dalam hidup mereka mengalami pemulihan simtomatik, yang berarti mereka tidak lagi memenuhi kriteria diagnostik untuk penyakit tertentu. Tingkat pemulihan dari penyakit mental dan mencapai tingkat kesejahteraan sedang hingga baik (bukan optimal), kemungkinan jauh lebih tinggi menurut spekulasi para peneliti.
Dalam hal ini tentu aja kita perlu untuk meningkatkan pemulihan diri dari gangguan kesehatan mental, selain itu kesadaran masyarakat juga perlu, pengurangan stigma, dan adanya pengetahuan tentang kesehatan mental dengan konsultasi ataupun akses kesehatan mental yang lainnya. Maka dari itu, dukungan sosial dari lingkungan sekitar sangat diperlukan dan memiliki peranan yang sangat amat penting bagi individu yang mengalami gangguan kesehatan mental dalam pemulihannya.