Ketua PHRI Tulungagung Rifqi Firmansyah.

Suaramuda.com - Dunia perhotelan dan restoran di Kabupaten Tulungagung tengah menghadapi situasi yang tidak menggembirakan. Ketua Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Tulungagung, Rifqi Firmansyah, menyebut kondisi saat ini cukup memprihatinkan karena banyak pelaku usaha mengalami penurunan pendapatan hingga titik kritis.

“Pendapatan dari kamar hotel yang biasanya bisa mencapai 120 persen dari harga jual, sekarang nyaris tidak ada. Kegiatan seremonial, rapat, dan aktivitas restoran pun menurun drastis,” ungkap Rifqi usai acara pelantikan pengurus BPC PHRI di Pendopo , Rabu ( 30/7/2025).

Ia mengakui bahwa saat ini banyak hotel yang mengalami tekanan berat. “Ada yang sudah menyatakan minus, ada yang akan dijual, ada pula yang mencoba bertahan sebisa mungkin. Ini adalah bentuk realitas yang sedang kami hadapi,” katanya.

Rifqi menjelaskan bahwa sektor perhotelan dan restoran memang bukan kebutuhan primer, sehingga menjadi salah satu yang paling terdampak ketika terjadi gejolak ekonomi. “Saat ekonomi terguncang, sektor hiburan dan pariwisata seperti hotel, kafe, dan resto langsung ikut terpuruk,” ucapnya.

Untuk itu, PHRI Tulungagung saat ini terus menjalin koordinasi dengan pemerintah daerah hingga tingkat provinsi guna mencari solusi terbaik. “Kami mendorong adanya pelonggaran kebijakan yang bisa membantu anggota kami bertahan, misalnya dalam hal perizinan kegiatan atau stimulus,” ujarnya.

Selain itu, Rifqi menyoroti pentingnya memiliki ikon daerah yang bisa menarik wisatawan dan investor ke Tulungagung. “Kita ini bukan kota pendidikan, bukan pusat budaya, bukan pusat pemerintahan atau industri besar. Kalau tidak segera punya ikon pariwisata, ya akan terus kalah bersaing dengan daerah lain,” jelasnya.

Ia berharap pemerintah dapat bersinergi dengan pelaku usaha untuk membangun ekosistem pariwisata yang lebih hidup. “Harus banyak duduk bareng, mendiskusikan langkah strategis, agar ke depan kita bisa sama-sama membangkitkan sektor ini,” tegasnya.

Dengan kondisi seperti sekarang, PHRI Tulungagung mengajak seluruh stakeholder untuk tidak tinggal diam. “Kalau tidak ada langkah konkret, maka semakin banyak hotel yang akan tutup atau berpindah tangan. Kami berharap pemerintah hadir, bukan hanya sebagai regulator, tapi juga mitra solusi,” pungkas Rifqi Firmansyah. (Ind).