Pelatih dari TNI memberikan instruksi kepada anggota Paskibraka saat latihan di halaman Pemkab Tulungagung.

Suaramuda.com - Para calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (capas) Tulungagung tahun 2025 terus ditempa melalui pelatihan intensif menjelang peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pelatihan tahun ini menitikberatkan pada pembentukan disiplin, kekompakan, dan mental tangguh, demi menyukseskan prosesi pengibaran dan penurunan Sang Saka Merah Putih pada 17 Agustus mendatang.

Komandan Tim (Dantim) Pelatih, Pelda Wahyu Eko Laksono, mengatakan bahwa kedisiplinan menjadi kunci utama dalam pelatihan capas, mengingat latar belakang peserta yang berasal dari berbagai sekolah di Kabupaten Tulungagung.

“Fokus utama kami adalah memastikan pengibaran dan penurunan bendera berjalan lancar, tanpa kesalahan sedikit pun. Maka sejak awal, kami tanamkan kedisiplinan yang kuat,” ujar Pelda Wahyu, Kamis (7/8/2025).

Menurutnya, pembentukan jiwa korsa juga menjadi bagian penting dalam proses pelatihan. Capas diajarkan untuk bertanggung jawab secara kolektif dan membangun semangat kebersamaan.

“Kami tanamkan prinsip: satu salah, semua tanggung jawab. Satu sakit, semua merasakan. Jiwa korsa ini yang harus hidup dalam diri mereka,” tegasnya.

Pelatihan dilakukan oleh tim gabungan dari unsur TNI, Polri, dan Satpol PP, dengan pendekatan yang bervariasi. Para pelatih dibagi berdasarkan karakter: ada yang tegas dan disiplin tinggi, ada pula yang persuasif untuk pendekatan psikologis.

 “Masing-masing pelatih punya pendekatan sendiri. Semua saling melengkapi untuk membentuk tim yang solid,” katanya.

Kondisi fisik capas juga menjadi perhatian. Meskipun sempat ada peserta yang stamina-nya menurun akibat cuaca, secara umum seluruh peserta dinyatakan dalam keadaan sehat.

 “Alhamdulillah tidak ada kasus kesehatan yang serius. Semua dalam kondisi prima dan terus semangat,” tambahnya.

Tahun ini, Paskibraka Tulungagung akan mempersembahkan formasi angka 80 saat pengibaran sebagai simbol usia kemerdekaan, serta formasi Reog Kendang saat upacara penurunan bendera, sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya lokal.

Pelda Wahyu menegaskan bahwa keberhasilan upacara bukan semata tanggung jawab satu pihak, melainkan hasil kerja tim yang solid dan penuh dedikasi.

 “Tidak ada yang paling penting. Kami semua di sini saling mendukung. Tujuannya satu: sukses upacara 17 Agustus,” pungkasnya.(Ind).