Foto bersama sekretaris KPA Tulungagung, Ifada Nur Rohmania (duduk baju cokelat) bersama mahasiswa.

Suaramuda.com - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tulungagung mulai memprioritaskan edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV/AIDS sejak jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Program ini juga menyasar Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Luar Biasa (SLB), khususnya bagi siswa yang memasuki masa pubertas.

Sekretaris KPA Tulungagung, Ifada Nur Rohmania, menjelaskan pada Jumat (8/8/2025) bahwa kampanye ini dikemas melalui gerakan “Sayang Tanpa Telanjang” yang menekankan bahwa tubuh adalah privasi dan hubungan seksual sebaiknya menunggu hingga menikah.

“Banyak hal positif dan produktif yang bisa dilakukan remaja untuk menambah pengalaman dan keilmuan tanpa terjebak perilaku berisiko. Kami juga membuka ruang magang bagi remaja untuk menjadi agen perubahan,” ujarnya.

Edukasi dilakukan melalui diskusi, pelatihan, hingga magang di KPA. Saat ini, ada mahasiswa yang memanfaatkan libur kuliah untuk magang mandiri, mempelajari HIV/AIDS secara langsung. Program ini melibatkan sekolah negeri dan swasta, komunitas motor, pekerja seni, dan berbagai kelompok masyarakat.

Peran agen perubahan, kata Ifada, adalah mempengaruhi teman sebaya agar menjauhi perilaku seksual berisiko, memahami risiko infeksi menular seksual, dan mengajak remaja aktif memeriksakan diri jika sudah pernah melakukan hubungan seksual.

KPA mencatat dalam lima tahun terakhir terdapat 149 kasus HIV/AIDS pada kelompok usia 13–24 tahun di Tulungagung. Data ini menjadi peringatan bahwa edukasi dini sangat penting.

Pesan KPA kepada remaja, lanjut Ifada, adalah tetap mempertahankan kondisi “steril” sebelum menikah, siap secara mental, fisik, dan finansial, serta memiliki konsep diri dan kontrol diri yang positif.

“Remaja yang sehat, produktif, dan bebas dari perilaku berisiko adalah modal membangun Tulungagung tanpa stigma,” tegasnya. (Ind).