KAMPAR - Kasus penganiayaan terhadap aktivis mahasiswa di Kabupaten Kampar yang terjadi Selasa pagi 27 Desember 2022, Diduga Dinas Kesehatan Kampar menggerakkan para kaum pergerakan untuk melakukan gerakan bersama melawan aksi premanisme dan anarkisme. 

Hal itu disampaikan Echond Putra Mardianto fungsionaris Komunitas Aktivis Muda Indonesia (PW KAMI Riau) sekaligus putra Kampar. 

"Satu aktivis terluka berjuta juta kaum pergerakan tersakiti," ungkapnya. 

Tindakan brutal dan membabi buta seperti ini tidak layak dipraktekkan di alam demokrasi yang senantiasa mengedepankan musyawarah mufakat saat menghadapi peliknya persoalan hidup. 

“Aksi premanisme tidak dibenarkan pada sebuah Negara yang menjadikan hukum sebagai panglima tertinggi menyelesaikan perselisihan antar warga Negara. Karenanya mengedepankan emosional dengan cara-cara keji sesungguhnya hanya melahirkan dendam kesumat antar warga masyarakat yang tidak berkesudahan. Sekali lagi aksi kekerasan tidak dibenarkan dan akan selalu menjadi musuh toleransi dan kedamaian,” tutur Echond saat dikonfirmasi media ini, Rabu (27/12/2022) via WhatsApp. 

"Jangan ada lagi mahasiswa atau bahkan masyarakat di Indonesia khususnya Kabupaten Kampar mendapat perlakuan premanisme. Indonesia negara hukum, bukan negara bar-bar," tambah echond. 

Para kaum pergerakan menyatakan sikap mengutuk dan mengecam keras aksi premanisme terhadap aktivis mahasiswa di Kabupaten Kampar, jangan jadikan Kabupaten Kampar, kabupaten anti kritik, meminta Kapolres Kampar untuk segera menangkap pelaku dan mengusut tuntas apa motifnya dan siapa aktor intelektualnya. 

Selanjutnya meminta Pemda Kampar (Pj Bupati) dan aparat penegak hukum untuk meningkatkan kondusifitas di Kabupaten Kampar, jangan sampai aksi premanisme serupa menimpa aktivis mahasiswa maupun masyarakat lainnya. 

Serta meminta Kapolda untuk meng-atensi peristiwa penganiayaan dan aksi premanisme terhadap mahasiswa di Kabupaten Kampar, sebelum hal ini menjadi issue nasional, karna pembubaran paksa dan pemukulan kepada mahasiswa kemarin itu sudah menciderai demokrasi yang terjadi di Kampar yang selama ini berjalan dengan baik.(**)