BANGKINANG - Pihak Lapas Kelas IIA Bangkinang Kanwil Kemenkumham Riau terus berupaya meningkatkan kegiatan kemandirian dari wargabinaannya dengan mengembangkan berbagai program yang dapat mengasah keterampilan, pengetahuan dan skill yang dapat dimanfaat pasca kembali kemasyarakat.
Kali ini, Jajaran Lapas Bangkinang yang dikomandoi oleh Mishbahuddin selaku Kepala Lapas Bangkinang menghadirkan terobosan baru dalam rangka pemenuhan kegiatan kemandirian wargabinaan berupa budidaya ikan lele, Jum’at (24/02).
Memanfaatkan teknologi bioflok yang mana merupakan suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaat mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.
“Prinsip dasar bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari kabon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen menjadi massa sludge berbentuk bioflok. Perubahan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan sebagai bioflok,” ungkap Mishbahuddin menjelaskan sistem bioflok.
“Teknik ini populer dikalangan peternak lele dan nila karena mampu menggenjot produktivitas panen yang lebih tinggi. Selain itu, metode bioflok juga menekan penggunaan lahan menjadi tidak terlalu luas dan hemat air,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mishbahuddin menyebutkan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada wargabinaan sebagai program resosialisasi bagi mereka.
“Kami memberikan gambaran terhadap peluang usaha yang dapat dilaksanakan wargabinaan jika sudah kembali kemasyarakat. Harapannya, keterampilan dan pengetahun yang telah dimiliki dapat diterapkan dan bermanfaat pada lingkungan masyarakat nantinya," ujar Kalapas.
Terakhir, Wargabinaan yang terlibat dalam program ini mengaku senang dan antusias untuk belajar lebih banyak tentang budidaya ikan dengan sistem bioflok. Mereka juga berharap program ini dapat terus berlanjut dan membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, khususnya dalam hal budidaya perikanan. (**)