Foto: Kantor bupati kampar yang megah.

KAMPAR - Awal tahun 2023 ini, kita dibuat terperanjat, lantaran sesuai data BPS, Kabupaten Kampar merupakan Kabupaten yang memiliki angka penduduk miskin ekstrem tertinggi se-Provinsi Riau.

Bahkan kondisi itu amat miris karena pada awal Februari ini bertepatan dengan akan dilaksanakan puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kampar yang ke-73 

Berikut potret warga miskin ekstrem yang berhasil kami wawancarai. Dia adalah Sumardi, warga Desa Ridan Permai, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar. Sumardi mengeluhkan nasibnya kepada wartawan. Dimana dia mengaku kehidupannya begitu perih.

Katanya, selama lebih kurang dua tahun ini tak bisa bekerja lantaran menderita penyakit asam lambung yang kronis. Sejak saat itu sampai kini ia sekeluarga terperangkap dalam kondisi miskin ekstrem.

Sumardi yang mempunyai 2 orang anak ini mengeluh kehidupannya selama dua tahun ini tidak pernah sepersen pun mendapat bantuan dari pemerintah baik dari pemerintah daerah mau pun dari pihak desa. Kini penyakit asam lambungnya pun semakin parah lantaran jarang makan akibat susah hidup.

Dia menuturkan, selama dua tahun pemasukan ekonomi mulai merosot dan kondisi kehidupan sekarang ini sangat sulit.

"Susah kehidupan kami bang, ini rumah kontrakan, dan gas kami saja kosong di dapur. Makan saja di rumah tetangga karena tetangga mengadakan wirid Yasinan," ungkap Sumardi sambil berurai air mata didampingi anak istrinya pada wartawan, Jumat (3)2/2023).

Sumardi pun mengaku sering tak punya beras yang akan dia makan bersama istri dan anaknya. Sungguh sebuah potret warga Kampar yang menyayat hati.

Selain itu, Sumardi juga menjelaskan bahwa anaknya sakit terbaring di kamar, ia pun kelimpungan mencari uang untuk biaya berobat. Ia pun kemudian terpaksa menjual mesin air, "yang penting anak kami Berobat," ucap Sumardi 

Selama dua tahun itu, ia pun mengklaim tak pernah mendapat bantuan dari Pemda atau bantuan dari desa setempat.

"Saya benar-benar butuh pertolongan. Bantu kami agar kami punya usaha Pak Bupati, agar saya dapat berusaha. Bisa kami dibantu gerobak bakso atau lain sebagainya pun boleh, agar saya dapat bekerja untuk menghidupi keluarga anak istri," keluh Sumardi. (***)