Foto: Kegiatan Ramadhan In Pesantren Ma'Dinul ' Ulum Kecamatan Campurdarat.

TULUNGAGUNG - Pesantren Ma' Dinul 'Ulum Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung mengadakan kegiatan Ramadhan dengan tema "Hidupkan Hari-harimu Dengan Bertebar Manfaat dan Raih Keberkahan".

Kegiatan ini berlangsung selama 10 hari mulai tanggal 21-31 Maret 2023 dengan melaksanakan kajian Islam, praktik ibadah, pembiasaan dini, buka bersama, sahur bareng dan games.

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Ma'Dinul ' Ulum Aan Khoirul Anam menyebut adanya kegiatan Ramadhan In Pesantren yang pertama adalah memberikan pengalaman yang bermanfaat pada anak didik terutama pengalaman nyantri.

Kata Aan, Di bulan yang penuh kemuliaan ini, Ramadhan di pesantren selama 10 hari bagi anak-anak untuk nyantri, diharapkan ibadah mereka semakin tertib. Terutama tentang sholat lima waktu bisa berjamaah bersama.

Kebersamaan dengan teman-temannya ketika menginap diasrama pesantren yang tak kalah penting adalah tentang kebiasaan kedisiplinan serta kemandirian kepada anak didik.

Kata Aan, dalam kesempatan ini disarankan anak didik khususnya yang ada di MI Madinul Ulum bisa menjadi anak anak yang mandiri, anak anak yang kreatif mampu meningkatkan ketaqwaan, ibadah dan keimanan kepada Allah SWT.

"Kegiatan Ramadhan In Pesantren adalah sinergi Madinul Ulum dan Madrasah Diniyah Madinul Ulum," ucapnya.

Kepanitiaan Ramadhan In Pesantren banyak melibatkan Organisasi Santri Madrasah (OSAMA) Madinul ' Ulum, sedangkan pemateri yaitu para Ustad dari pesantren dan dari Madrasah Diniyah Madinul Ulum.

Disebutkannya, jumlah peserta yang mengikuti Ramadhan In Pesantren ada 190 terdiri dari siswa siswi Madinul 'Ulum, diantaranya kelas empat, lima dan enam. Ada beberapa dari kelas tiga dan sebagian dari umum, dalam artian umum adalah usia anak anak sekolah dalam mengisi liburan.

"Mengapa kita mengambil 10 hari yang pertama, karena 10 hari pertama dalam puasa adalah fase Rahmat, ke dua adalah fase ampunan (maghfiroh), dan 10 hari yang terakhir adalah fase pembebasan dari api neraka. Dari 10 fase yang terberat bagi anak anak adalah fase fase yang pertama, karena anak anak harus membiasakan diri yang biasanya di rumah biasa tidur,"ungkap Aan Khoirul Anam.

Berbeda saat di pesantren, "mereka setelah saur sudah diajarkan kegiatan sholat subuh berjamaah, dilanjut ngaji bersama dan break untuk membersih diri yaitu mandi, baru penyampaian materi, seperti kajian keislaman. tapi dibuat ringan agar anak-anak bisa enjoy mengikutinya. Tujuannya adalah untuk memberikan edukasi kepada anak anak bahwa belajar tidak selamanya berat," tutupnya.(Indh)