Foto : Koramil 0807/15 Pagerwojo bekerjasama dengan pengobatan alternatif YHP Foundation, saat Pengobatan Massal Gratis untuk Masyarakat luas.

TULUNGAGUNG - Dalam Rangka Safari Ramadhan 1444 Hijriah, Koramil 0807/15 Pagerwojo bekerjasama dengan pengobatan alternatif YHP Foundation, menggelar Bakti Sosial (Baksos) pengobatan massal gratis, bentuk kepedulian atas kemanunggalan TNI kepada rakyat, Sabtu (1/4/3023).

Adapun pelayanan yang diberikan berupa terapis termasuk Ambiyen, Tuli, Urat kejepit, lumpuh, darah tinggi, vertigo, salah urat, buat, maag, lambung, asma, asam urat, penyakit lainnya.

Danramil Kapten INF Edi Mulyono mengatakan, pengobatan massal gratis ini kami tidak memungut biaya ataupun menjual produk dan sebagainya, Tujuan saya cuma satu yaitu ingin menyegarkan warga Pagerwojo dan masyarakat sekitar. "Ini salah satu bukti bahwa saya di Koramil ada artinya", tuturnya.

Menurut Danramil, antusias masyarakat dalam berobat sangat tinggi, pihaknya menginformasikan melalui grup grup di wilayah binaan, dan selanjutnya disampaikan ke saudara saudaranya. 

Selain dari Kecamatan Pagerwojo juga ada dari Kecamatan lain yang datang seperti dari Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, maupun dari Kabupaten Kediri.

Pengobatan alternatif yang diadakan Koramil 0807/15 Pagerwojo selama satu hari menarik simpati masyarakat,  Begitu di buka peserta yang tadinya hanya 100 orang, tercatat lebih dari 460 orang terdiri dari anak anak, remaja dan orang tua, juga ikut berpartisipasi dengan penyakit ringan, sedang dan berat.

Skala prioritas pengobatan banyak dikeluhkan para pasien yaitu sakit asam urat, tuli, buta dan Stroke, ditangani langsung oleh tim ahli alternatif.

Dalam pantauan awak media, Koramil juga menyiapkan tenda dan kursi untuk duduk mengantri, meskipun mereka puasa namun semangat untuk sehat cukup tinggi.

kegiatan positif pengobatan massal gratis oleh Koramil 15/ Pagerwojo untuk membantu masyarakat sehat mendapat apresiasi dari Dandim 0807/Tulungagung Letkol.Czi Nooris Agus Rinanto.

Terapi gratis dilakukan oleh ahli terapis membutuhkan waktu 3- 4 menit, rata setelah di pijat (urut) dengan beberapa metode dan pelayanan maksimal.

Seorang pasien Binti mengaku sakit yang nyeri dan pegal pegal di kaki selama satu tahun , setelah di terapis bersyukur sakit yang dirasakan agak berkurang, " ini masih reaksi dari pengobatan tadi, mudah mudahan nanti bisa terus berkurang sakitnya," terangnya.

Berbeda lagi dengan pasien yang jauh jauh datang membawa keluarga, "saya dari Desa Sobontoro bersama istri dan anak. Yang saya rasakan kakai saya nyeri dan sakit, makainya tau ada terapi kami langsung berangkat", kata Zaelani.(Indh).