Foto : Pengurus Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan XIII Koto Kampar santuni anak yatim piatu.

XIII KOTO KAMPAR - Dibulan Ramadhan Pengurus Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan XIII Koto Kampar kembali menyantuni anak yatim piatu, kali ini belasan anak yatim diundang kerumah kediaman ketua PAC di Dusun IV Desa Gunung Bungsu untuk buka bersama. Minggu (9/4/2023).

Selain dari pada anak yatim serta puluhan anggota PP, Acara berbuka puasa bersama itu juga dihadiri oleh ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) PP Kampar, Evan Evandro didampingi ketua Organisasi Keanggotaan (OK) PP, Ferdi Erdivan, perwakilan koti Bembeng, dan juga perwakilan MPW, Oni. 

Pada kesempatan itu ketua PAC XIII Koto Kampar Defrizal menyampaikan ucapan terimakasih kepada anak yatim dan seluruh anggota PP XIII Koto Kampar yang telah menyempatkan hadir memenuhi undangan untuk berbuka puasa bersama.

Kegiatan tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan solidaritas dan kekompakan sesama anggota, walaupun dalam organisasi bukan bersaudara namun lebih dari saudara.

"Sudah lama saya menginginkan kegiatan yang seperti ini namun baru bisa terlaksana pada saat ini, hal itu dikarenkan oleh waktu dan kesibukan kita masing-masing. Saya berharap kita selalu bisa menjaga kekompakan antara sesama kita, sesuai dengan semboyang perjuangan organisasi kita, kita tidak sedara tapi lebih dari saudara," kata Defrizal.

Lebih lanjut, masih ucapan Defrizal, sesama anggota jangan sampai terpecah oleh hasutan atau adu domba orang yang tidak memiliki kepentingan dalam organisasi. 

"Apabila kita mudah termakan adudomba alamat kehancuran akan datang, apa bila mendengar informasi yang tidak berkenan dihati kita terkait masalah organisasi ataupun masalah pimpinan kita, jangan lansung ditelan, klarifikasi segera mungkin kepada yang bersangkutan," tukas lelaki yang menyandang profesi pengacara itu.

Hal yang serupa juga dipertegas oleh ketua MPC PP Kampar, Evan Evandro juga menghimbau kepada seluruh anggota Pemuda Pancasila untuk selalu berbuat baik kepada masyarakat.

Dirinya juga menginginkan anggota PP itu bukan seorang preman dipasar tetapi menjadi premas di masjid atau tempat ibadah lainnya.

"Dulu kita PP diidentik oleh masyarakat adalah preman, namun pradikma itu harus kita rubah menjadi preman mushollah atau masjid, kami sangat mendukung kegiatan - kegiatan seperti ini," tutup Evan.(**)