Foto : Ilustrasi nyamuk (sumber googel).
Suaramuda.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD), melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“ Ini terjadi karena pergantian musim. Habis panas kemudian musim hujan tak seberapa menjadikan tumbuh kembang jentik nyamuk begitu cepat. Terlebih saat ini merupakan siklus lima tahunan,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmad, Selasa (16/1/2024).
Disebutkan, akibat cepat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti yang menularkan penyakit DBD, di awal tahun 2024 sudah ada dua penderita meninggal dunia.
“Kedua penderita yang meninggal dunia itu, satu anak (remaja) umur 17 tahun asal Kecamatan Pucanglaban dan satu anak berusia tujuh tahun asal Kecamatan Sumbergempol,” terang Kasil.
Maka demikian, upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD oleh Dinas kesehatan Kabupaten Tulungagung sudah dilakukan sejak akhir Desember 2023 lalu, tetapi masih saja ada penderita yang meninggal dunia.
Rencananya, pada bulan Januari 2024 pihaknya akan menggiatkan upaya pencegahan DBD, namun karena ada Sub PIN Polio kemudian terpecah, singkatnya.
Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Tulungagung, Desi Lusiana Wardani menyampaikan data terbaru dari Dinkes Kabupaten Tulungagung pada awal tahun 2024 tercatat ada 18 penderita DBD dan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tulungagung.
“Dari beberapa kasus ini selalu ditemukan jentik disekitar tempat tinggal penderita. Memang ada sumber penularan,” ungkapnya.
“Terbaru, yang meninggal itu karena pulang paksa dari Puskesmas. Sudah dimotivasi untuk rujukan tidak mau. Terus besoknya keadaan memburuk, akhirnya dibawa ke rumah sakit sudah terlambat,” terangnya.
Dinkes Kabupaten Tulungagung, menurut Desi Lusiana, sudah melakukan penyelidilkan epidemiologi di lokasi tempat tinggal dua penderita DBD yang meninggal dunia. Selain juga telah dilakukan fogging (pengasapan). (Indh)