Kepala bidang pemberdayaan perempuan Ismulyati menjelaskan bahwa salah satu fokus utama adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang mencakup berbagai indikator seperti pendidikan, kesehatan, dan peningkatan ekonomi. "IPM Kabupaten Kampar pada tahun 2024 mencapai angka 74,85, lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi Riau yang sebesar 74,79, meskipun masih sedikit di bawah angka nasional yang mencapai 75,02," ungkap Ismulyati.
Lebih lanjut, Ismulyati membahas Indeks Pemberdayaan Gender (IPG), yang menjadi indikator penting dalam mengukur kesetaraan gender, termasuk angka harapan hidup laki-laki dan perempuan, angka harapan lama sekolah, dan pengeluaran per kapita. "Namun, pada IPG, Kabupaten Kampar masih tercatat di bawah angka provinsi, dengan angka harapan hidup laki-laki di Kampar sebesar 69,02 persen sementara provinsi Riau mencatatkan angka 70,03 persen. Untuk perempuan, angka harapan hidup Kampar tercatat 73,04 persen, sementara provinsi 73,9 persen " terang Ismulyati.
Di sisi lain, Ismulyati mengungkapkan bahwa harapan lama sekolah di Kabupaten Kampar lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi Riau. "Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Kampar juga lebih tinggi dari provinsi Riau," tambahnya.
Dalam hal representasi perempuan di lembaga legislatif, Ismulyati mencatat bahwa hanya lima perempuan yang berhasil duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kampar. Selain itu, ia juga mengungkapkan adanya ketimpangan dalam jumlah perempuan yang menjabat sebagai tenaga profesional. "Untuk posisi ibu camat, hanya terdapat tiga perempuan yang menjabat, sementara untuk eselon 2 juga tercatat hanya tiga perempuan," ujarnya.
Tidak hanya itu, Ismulyati juga menyoroti kontribusi perempuan terhadap pendapatan daerah, yang saat ini masih lebih rendah dibandingkan provinsi. "Pemberdayaan ekonomi perempuan di Kabupaten Kampar tercatat pada angka 23,75 persen, sedangkan angka provinsi mencapai 28,03 persen ," jelasnya.