Suaramuda.com - “Old soldiers never die, they just fade away.” (Prajurit tua tidak pernah mati, mereka hanya memudar perlahan). Ungkapan klasik itu seolah hidup dalam sosok Lamidi, veteran asal Kabupaten Tulungagung yang ikut membela tanah air dalam operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora).
Kini di usia 87 tahun, semangat Lamidi tetap menyala. Wawasan perjuangan yang pernah ia lalui masih tajam dalam ingatannya, seakan baru kemarin terjadi. “History is not for forgetting, but for learning (Sejarah itu bukan untuk dilupakan, melainkan untuk dipelajari),” ucapnya dengan fasih dalam bahasa Inggris.
Fasih berbahasa asing bukanlah hal baru bagi Lamidi. Di masa perjuangan, ia dikenal bukan hanya sebagai seorang prajurit, tetapi juga seorang guru. Bahasa Inggris ia ajarkan kepada rekan-rekannya untuk memperluas wawasan. “Bahasa adalah jendela dunia. Kalau ingin bangsa ini kuat, generasi muda harus berani belajar,” pesannya.
Meski perang telah usai, Lamidi menegaskan perjuangan tak pernah berhenti. Hanya saja bentuknya berbeda. Di rumah, ia mendidik cucu tentang arti disiplin dan janji. Di masyarakat, ia hadir sebagai penengah sekaligus panutan. “Melupakan masa lalu bukan berarti membuang sejarah, tapi menjadikannya pelajaran. Hidup hari ini butuh perhatian nyata,” katanya.
Arus zaman yang kian modern tidak membuatnya mundur. Lamidi berani belajar menggunakan smartphone (telepon pintar), mencoba beradaptasi dengan media sosial, dan tetap aktif dalam keseharian. “Medan perjuangan sekarang bukan lagi senjata, tapi tantangan sosial—melawan sikap cuek, membangun kepedulian, dan menjaga persatuan,” ujarnya.
Bagi Lamidi, warisan seorang veteran Dwikora bukan sekadar kisah heroik, melainkan semangat untuk peduli, belajar, dan berbuat terbaik. “Legacy is not just for remembering, but for guiding the next generation” (Warisan itu bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk memberi arah bagi generasi penerus bangsa), tuturnya penuh keyakinan.
Pesannya sederhana namun tegas: generasi muda wajib mengisi kemerdekaan sesuai cita-cita pendiri bangsa. Jangan pernah abai pada sejarah, karena dari situlah bangsa ini belajar melangkah.
Lamidi membuktikan, menjadi veteran Dwikora di usia 87 tahun bukan berarti berhenti berjuang. Ia hadir bukan hanya sebagai saksi sejarah, tetapi juga sebagai penggerak moral bangsa. (Ind).