Suaramuda.com – Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) menyelenggarakan Gerak Jalan Kreasi Napak Tilas Ketandan –Bonorowo, Selasa (25/11/2025).
Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang digelar untuk mengajak masyarakat membudayakan olahraga sekaligus mengenalkan kembali sejarah dan budaya Tulungagung.
Acara gerak jalan tahun ini mengusung tema “Gerak Jalan Kreasi Boyongan dari Kadipaten Ngrowo”. Tema tersebut menggambarkan perjalanan sejarah perpindahan pusat pemerintahan dari Kadipaten Ngrowo di Kauman menuju wilayah Tulungagung Kota.
Kepala Dispora Tulungagung, Achmad Mugiyono, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi sarana edukasi sejarah kepada masyarakat, terutama generasi muda.
“Gerak jalan kreasi ini kami kolaborasikan dengan nilai-nilai budaya Tulungagung. Masyarakat perlu mengetahui bahwa pada masa lalu Tulungagung dikenal sebagai Kabupaten Bonorowo dan berpusat di Kauman sebelum bergeser ke wilayah kota,” ujar Mugiyono.
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi bagian dari program pemerintah untuk mengolahragakan masyarakat dan mendorong pola hidup sehat. “Olahraga jalan kaki adalah aktivitas yang paling mudah dilakukan dan saat ini menjadi salah satu olahraga paling populer. Kami berharap masyarakat dapat membudayakan olahraga secara berkelanjutan,” tambahnya.
Dispora mencatat adanya penurunan jumlah peserta, khususnya dari jenjang SMP dan SMA. Hal itu disebabkan kalender kegiatan yang berdekatan dengan jadwal ujian sekolah.
“Awal Desember sudah memasuki masa ujian sehingga banyak sekolah mempertimbangkan hal tersebut. Kami tidak mewajibkan sekolah karena kalender pendidikan dan agenda daerah hampir bersamaan,” jelas Mugiyono.
Meski begitu, antusiasme peserta dari kategori umum maupun OPD tetap tinggi. Penilaian dilakukan oleh juri profesional dari unsur olahraga dan budaya untuk memastikan objektivitas.
Sementara itu, Ketua Panitia Hari Jadi Kabupaten Tulungagung, Fuat Saiful Anam, mengapresiasi kreativitas peserta yang banyak menggunakan busana tradisional sesuai dengan tema boyongan Ngrowo.
“Peserta tampil sangat baik dengan busana tradisional yang selaras dengan konsep sejarah boyongan Kadipaten Ngrowo. Antusiasme mereka sesuai dengan ekspektasi panitia,” ungkapnya.
Selain gerak jalan kreasi, rangkaian kegiatan budaya dalam peringatan hari besar daerah masih terus berlangsung. Sebelumnya telah digelar pagelaran wayang kulit, dan pada 27 November mendatang akan diselenggarakan sendratari di Taman Budaya sebagai bagian dari pelestarian seni tradisional.
Dispora berharap kegiatan seperti ini dapat terus meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap olahraga, budaya, dan sejarah lokal Tulungagung.(Ind)