Foto : Mulyono saat bekerja memecah batu koral.

Suaramuda.com - Mulyono (68) salah satu pemecah batu dari Desa Karanganom, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. Usia renta tak menjadi alasan, meski pekerjaan yang dilakoninya cukup melelahkan. 

Ayah dua orang anak ini, bekerja sebagai buruh pemecah batu sejak 30 tahun lalu bersama istri. Untuk bisa menjual satu Pick Up batu koral hanya mendapat Rp mendapatkan uang Rp 150, itupun harus menunggu hingga satu Minggu lamanya.

Hidup di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tulungagung, ternyata belum bisa merubah nasib. Hingga kini Mulyono masih bergelut dengan batu untuk bertahan hidup.

"Ditempat bekerja, tepatnya di bawah pepohonan rindang membuatnya nyaman. memecahnya itu dengan cara dipukul menggunakan palu. Sehari bisa mengumpulkan tiga keranjang batu koral. Kerja mulai jam 08.00 wib sampai jam 16.00 wib sore hari, Mengumpulkannya lama lakunya juga lama," kata Mulyono, Jumat(8/12/2023).

Permintaan batu koral bukan hanya ditempatnya saja. Namun ada di tempat lain. "Hanya pekerjaan ini yang bisa saya lakukan, meski tidak cukup untuk menghidupi keluarga harus tetap bekerja. Dua anak saya sekolah sampai lulus SMP karena tidak ada biaya. (Indh)